Hello sobat! Kali
ini saya akan membahas salah satu pokok bahasan yang terjadi di saat
kita berada di SMA. Dipostingan kali ini, saya hanya ingin berbagi
pengalaman dan mengungkapkan pendapat. So' silahkan simak dan cobalah
renungkan!
Ditingkat Sekolah
Menengah Atas, kalian semua pasti akan dibingungkan oleh penjurusan.
Antara IPA, IPS dan Bahasa. Apa yang kalian pilih? IPA, IPS atau bahkan
Bahasa kah? Hmm, menurut saya, hal itu harus benar-benar sesuai dengan
minat dan kemampuan kita masing-masing. Sekarang, coba pikirkan, apa
keuntungan kita memilih suatu jurusan tanpa kita kuasai sama sekali dan
tidak kita senangi? Ikhlas adalah kata pertama yang harus kita jalani
dalam pengambilan jurusan. Tanpa dengan rasa Ikhlas kita tidak akan
tenang menghadapi semua kegiatan belajar. Ikhlas itu memang mudah diucap
maupun didengar tapi untuk melaksanakannya itu jauh lebih sulit
dibandingkan dengan bersabar. Jadi kunci utamanya kita harus mengambil
jurusan yang memang sesuai dengan minat dan kemampuan kita agar dalam
proses belajarpun akan ikhlas dan tanpa beban.
Sekarang
permasalahannya, mengapa jurusan IPA selalu menjadi unggulan
dibandingkan jurusan lainnya? Menurutku jurusan apapun itu sama. Hanya
mata pelajaran yang membedakan. Tapi intinya kita tetap belajarkan? IPA
itu cenderung hitung-hitungan dan setiap hari kita harus bergelut dengan
jutaan angka. Sedangkan IPS identik dengan hafalannya yang segunung.
Sedangkan Bahasa, kefasihan kita dalam berbahasa dan cara kita berbicara
dimanapun berada adalah hal yang utama. Menuruku itulah yang membedan
dari ketiga-tiganya. Banyak orang yang beranggapan bahwa apabila kita
tidak masuk IPA, rasa malu akan menyelimuti. Malu? Mengapa harus malu?
Coba renungkan, apabila tanpa juruan IPS tak akan ada pemimpin-pemimpin
politik. Tanpa jurusan Bahasa, tak akan ada yang bisa berbahasa
Indonesia yang baik dan benar. Bahkan tak akan ada yang bisa fasih
berbahasa asingkan? Gengsi yang tinggi membuat banyak anak dan orang tua
memilih juruan IPA. Jaman sekarang masih berfikiran gengsi? Mau kapan
kita maju kalau masih memikirkan gengsi! Kita hidup di dunia itu perih,
maka dari itu tak perlulah mempunyai gengsi tinggi yang hanya akan
menjerumuskanmu semakin dalam! Lalu, ada juga yang berpendapat bahwa
masuk jurusan IPA sangat menguntungkan karena saat kuliah nanti kita
dapat mengambil jurusan apa saja, baik IPA ataupun IPS. Sedangkan IPS
tak bisa mengambil bidang para IPA. Apa itu adil? Sekarang coba kita
berfikir lagi, bila anak IPA mengambil lahan anak IPS, sampai lahan IPS
dipenuhi oleh anak IPA. Lalu harus kemana anak-anak IPS? Sedangkan
mereka tak bisa mengambil lahan anak IPA! Harusnya ada ketentuan lebih
lanjut mengenai kebijakan ini. Hal ini benar-benar tidak adil.
IPS dikenal
dengan cap anak nakal! Apakah itu benar? Itu tergantung pada diri kita
sendiri. Toh nyatanya, anak IPA juga pasti ada saja yang nakalkan? Tak
selamanya yang nakal itu adalah anak IPS. IPS juga terkenal dengan
sebutan buangan! Kata siapa? Saya ingin berbagi pengalaman, nama saya
Siska Fajar Kusuma sekarang saya duduk di kelas XI IPS 1. IPS adalah
pilihan saya walaupun sebenarnya saya masih belum yakin untuk meneruskan
kemana nantinya. Cap buangan itu tak saya dengar. Karena kenyataannya,
waktu di kelas sepuluh di semester 1 dan 2 saya masuk 2 besar. Hal yang
sangat membanggakan. Rengking 2 besar itu menjadi bukti bahwa saya mampu
masuk IPA, walaupun nilai Fisika saya memang standar saja. Tapi nilai
Kimia saya paling besar ketiga loh di kelas sepuluh :p hhe. Walaupun
saya mampu untuk masuk ke IPA, tapi saya bertekad untuk lebih
mempelajari IPS. Hafalan sudah melekat pada hidup saya dibandingkan
harus menghitung angka-angka yang membuat saya kesal. Apa saya disebut
anak buangan masuk ke IPS? Tidakkan? jadi jangan pernah mengatakan bahwa
IPS adalah buangan.
Cita-cita
terdekat saya kali ini, ingin membangkitkan nama IPS agar tak kalah
dengan IPA. IPS juga harus maju. Apalagi saya begitu miris bila melihat
keadaan di sekolah saya dengan 8 Kelas IPA, dan 3 Kelas IPS. Hem,
perbandingan yang cukup jauh ya. Maka dari itu saya ingin membuktikan
bahwa IPS bisa berada di atas anak IPA. Karena nyatanya, Anak IPS yang
memimpin negara inikan? bukan anak IPA! Lalu di hari Ulang Tahun
sekolah saya yang ke 55, diadakan lomba cedas cermat antar anak kelas
10. Apa yang terjadi? Anak IPS berada diatas anak IPA! Juara pertama
dimenangkan oleh anak CIBI. Wajarlah, mereka mempunyai IQ dan kemampuan
lebih. So' gak aneh kalau mereka menjadi juara pertama. Tapi juara kedua
adalah anak IPS sedangkang juara tiga adalah anak IPA. Kalau boleh
jujur saya ingin tertawa mendengarnya. Buktinya saja anak IPS mampu
mengalahkan anak IPAkan? Mulai detik ini saya akan merubah diri saya
sendiri untuk mencerminkan anak IPS yang baik. Agar cerminan anak IPS
Nakal itu tidak akan terdengar lagi. Sebelum menyuruh orang lain untuk
berubah, sebaiknya rubah dulu diri kita sendiri. Intinya saya ingin,
meningkatkan dan membangkitkan anak IPS!
So' untuk kali
ini, saya mengajak kalian semua untuk memilih jurusan sesuai minat dan
kemampuan kalian semua. IPA, IPS ataupun Bahasa sama saja. Tapi ingat
jangan pernah remehkan anak IPS ataupun Bahasa. IPA itu tidak selalu
menjadi unggul. Semua keputusan ada di tangan kalian semua sob. Jadi
kalian semua jangan sampai salah pilih. Masa depan ada di genggaman
kalian semua. Ada di depan mata kalian semua. Tapi yang terpenting,
bagaimana kalian berusaha untuk mendapatkan hal itu! Jangan menyerahlah
dan teruslah belajar. Belajar itu tak kenal usia! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar