Hidup ini singkat. Sekali memejamkan mata, bertambahlah umur kita. Pantaskah menghabiskannya untuk membenci orang lain?
Seberapa banyak waktu yang kamu gunakan untuk membicarakan orang yang kamu benci pada orang orang yang ada didekatmu? Menceritakan betapa jahatnya dia dan perlakuannya yang tidak menyenangkan hati. Setiap kali kamu dan teman temanmu makan bersama, kamu akan sering menceritakan tentang betapa menyebalkan saat kamu harus berpapasan dengan orang yang kamu benci.
Seringkali kebencian itu juga mengisi sela-sela lamunanmu. Terkadang kita sampai lupa untuk memperhatikan orang orang yang kita cintai karena terlalu sering menggerutu tentang orang yang kita benci. Perhatianmu juga akan terserap untuk mencari alasan bahwa dia memang pantas untuk dibenci. Tak jarang kamu mungkin juga sibuk stalking dia dan berharap dia terkena sial. Padahal, hidup itu terlalu singkat untuk membalas kebaikan orang-orang yang mencintai kita. Kenapa kita harus menghabiskan waktu untuk membenci orang lain
Hidup ini tentang mengembangkan sebanyak mungkin hubungan, bukan berfokus pada satu-dua orang
Setelah sekian lama menjalin persahabatan, ternyata baru-baru ini sahabatmu dan pacarmu kepergok jalan bareng. Tanpa kamu ketahui ternyata mereka sudah menjalin hubungan sejak lama. Ibaratnya kamu ditusuk dari belakang. Akhirnya kamu memutuskan untuk meninggalkan pacarmu dan sahabatmu. Sakit hati, benci, marah, dendam, sesal, semua campur aduk jadi satu. Memang menyakitkan.
Secara gak sadar, kamu juga kehilangan kesempatan untuk hidup damai. Kamu terus saja dibayang-bayangi kebencian itu. Lambat laun sesekali kamu merasakan trauma untuk menjalin hubungan, baik pacaran ataupun sahabat “kental”. Kamu takut kejadian masa lalu terulang lagi.
Padahal, siapa tahu ini adalah cara Tuhan untuk menyeleksi orang-orang yang baik untuk menemani di hidupmu. Percayalah, Tuhan pasti menyiapkan pengganti yang lebih baik. Kebahagiaanmu harus kamu bangun lagi, karena hidup adalah soal menjalani sebanyak mungkin hubungan — bukan hanya soal satu atau dua orang.
Masih banyak fase hidup di depan yang harus kamu lalui
Fase dalam hidup bukan hanya terdiri dari periode dimana kamu dan dia terlibat dalam hal yang kurang menyenangkan. Masih banyak fase yang harus kamu lalui di depanmu. Memaafkan adalah salah satu cara melepaskan diri dari fase yang kurang menyenangkan, karena jalan yang harus kamu lalui di depan masih panjang.
Setidaknya kalau kita bisa memaafkan, kenapa kita harus tetap membenci? Kalau kita bisa mentoleransi kesalahan orang lain, kenapa kita harus mendendam? Cobalah melupakan rasa sakitmu dengan menyibukkan diri pada hal-hal positif, dan berkumpul dengan orang yang yang mencintai kita. Kamu tidak perlu menghabiskan banyak tenaga untuk mengurusi orang yang menyakitimu.
Ingatlah Semua orang itu mempunyai kebaikan
Kalau ngomongin soal Buddhisme terasa terlalu jauh dan susah dibayangkan, kita belajar dari komik Naruto saja. Kamu suka baca Naruto? Walaupun kadang dihina, disebut sebagai komik dengan cerita kekanak-kanakan dan ga tamat-tamat, Naruto itu memberi pelajaran yang sangat baik lho tentang empati dan saling memahami.
Bahasa gampangnya sih, sering kali orang yang sekilas terlihat jahat, ternyata setelah kita kenal lebih dekat, sebenarnya nggak jahat. Neji Hyuuga waktu pertama kali muncul kesannya sombong dan asshole sekali, tapi setelah kita paham tentang latar belakang keluarganya, kita jadi mengerti kenapa dia bersifat seperti itu. Itachi Uchiha di awal-awal digambarkan sebagai pengkhianat dan pembunuh berantai yang keji, tapi setelah kita tahu kenyataan masa lalunya, Itachi mungkin jadi karakter favorit kita.
Bahkan tokoh-tokoh penjahat betulan pun, seperti Danzo, Tobi, atau Madara Uchiha, yang menurut kompas moral umum memang pantas dicap jahat dan bodoh, semuanya punya alasan sendiri-sendiri. Orang-orang seperti mereka pun, sebenarnya punya tujuan akhir yang sama: ingin kehidupan yang lebih baik—baik sesuai versi mereka masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar