Sabtu, 03 Mei 2014

anak laki - laki tk yang tewas karena dilarang ibu nonton " the amazing spiderman 2"

13989970411501694952
Sumber: TKP bocah Valentino loncat dari lantai 19. ©2014 Merdeka.com/iwan
Tragis benar peristiwa ini: Gara-gara permintaannya untuk menonton film The Amazing Spider-Man 2 tidak dituruti ibunya, seorang bocah berusia 5 tahun, bernama Valentino, nekad mengakhiri hidupnya dengan cara meloncat dari apartemennya, yang berada di lantai 19, Tower B Nomor 28, Apartemen Laguna, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara. Kejadiannya, Kamis, 1 Mei 2014, sekitar pukul 12:00 WIB.
Menurut penjelasan dari Kepala Kepolisian Sektor Penjaringan Ajun Komisaris Besar Suyudi AS, peristiwa itu berawal ketika bocah tersebut dimandikan oleh Eva (24), ibunya. Kemudian Valentino meminta menonton film Spiderman. Namun, ibunya, tidak memenuhinya karena sedang sibuk mengurus adiknya.
Akibat keinginannya tidak dipenuhi, siswa TK Paris School itu langsung masuk ke kamar dan mengunci pintu kamarnya. Melihat anaknya mengunci pintu, lanjut Suyudi, sang ibu berusaha membuka pintu kamar anaknya, tetapi tidak terbuka. Eva pun meminta bantuan pihak mekanik apartemen yang berada di lantai dua.
“Setibanya di lantai 2 apartemen, orangtuanya mendengar orang yang jatuh, selanjutnya orangtua korban mengecek bahwa benar korban tersebut anaknya,” ujar Suyudi (Kompas.com).
Sangat memilukan, bukan? Sulit membayangkan bagaimana perasaan orangtuanya saat ini, terutama sang Ibu.
Entah bagaimana detail kejadiannya, dan penyebab sebenarnya, sampai terjadi kejadian yang begitu tragis. Apakah karena masalah komunikasi antara ibu dan anaknya yang masih bocah itu? Apakah ketika sang bocah menyampaikan permintaannya mau nonton film Spider-Man itu, sang ibu menolaknya dengan cara yang salah?
(Update berita dari Harian Jawa Pos, Jumat, 2 Mei 2014, mengenai komunikasi Eva dengan Valentino: Valentino merajuk. Dia tiba-tiba cemburu karena merasa sang ibu lebih menyayangi adiknya yang baru berumur sebulan. "Valentino tiba-tiba bilang gini: ibu dan ayah tidak sayang lagi sama Valentino. Semua apa-apa sama adik kecil," cerita Eva sambil menangis tersedu-sedu saat ditemu wartawan di RS Pluit kemarin.
Eva menuturkan Valentino juga menyampaikan keinginannya menonton film The Amazing Spider-Man 2. Dia pun merengek dan meminta diajak menonton di bioskop ... Namun rengekan Valentino tidak digubris Eva. Valentino pun semakin merengek. Dia mencoba mendapat perhatian ibunya dengan cara melompat-lompat layaknya aksi Spider-Man. Namun, Eva tetap tidak menggubrisnya . Dia juga tidak terlalu menganggap ucapan Valentino ...)
Yang pasti, kita, orangtua, atau siapapun yang sedang menjaga/merawat anak-anak yang masih bocah seharusnya sangat memperhatikan mereka, hal-hal yang berisiko membahayakna sang anak harus disingkirkan, atau dibuat sedemikian rupa supaya tidak berisiko lagi. Termasuk, memperhatikan mengenai cara berkomunikasi yang baik. Jangan sekali-kali mengabaikan si bocah yang sedang mengajak berbicara dengan kita, misalnya dengan mengatakan, “Apa kamu tidak melihat ayah/ibu lagi sibuk?” Kemudian menyuruhnya  menyingkir.
Saya pernah membaca sebuah berita, kalau tidak salah kejadiannya di Australia. Ada seorang anak laki-laki yang selesai menonton televisi, menghampiri ayahnya yang sedang mengerjakan sesuatu. Dia bertanya kepada ayahnya, bagaimana rasanya orang gantung diri. Rupanya dia baru saja menonton adegan orang gantung diri di televisi itu. Meskipun pertanyaan itu diajukan sampai beberapakali, ayahnya yang merasa terganggu dengan pertanyaan “sepele” dari anaknya itu, tidak menjawabnya, malah mengingatkan anaknya untuk tidak mengganggunya.
Setelah selesai dengan pekerjaannya itu. Si ayah memanggil-manggil anaknya itu, tetapi tidak ada sahutan. Dia pun mulai mencari-cari anaknya itu di seisi rumah. Akhirnya dia menemukan anaknya itu di garasi rumahnya, tetapi dalam keadaan sudah tidak bernyawa lagi. Bocah itu telah meninggal dunia karena menggantung dirinya di sana!
Rupanya setelah menonton adegan orang gantung diri di televisi itu, si anak penasaran, ingin tahu bagaimana rasanya gantung diri. Ketika dia bertanya kepada ayahnya, tidak memperoleh jawaban, maka dia mempraktekkannya sendiri di garasi rumahnya. Ayahnya menangis histeris, tetapi semua sudah terlambat.
Cerita lainnya, seorang anak perempuan kecil, taruhlah namanya Bunga, berlari-lari masuk ke dalam rumahnya, menghampiri ibunya yang sedang asyik mengobrol dengan tamunya. “Bu! Bu! Ibu! ...” panggil Bunga dengan suara tersendat. Tetapi sebelum anaknya itu bicara, si Ibu memperingatkan anaknya itu agar sopan. Tidak boleh memotong pembicaraan orangtua. Saking asyik mengobrol si ibu dan tamunya itu tidak memperhatikan ekspresi wajah Bunga yang tidak normal. Bunga tetap saja ngotot ingin bicara dengan ibunya saat itu juga, “Bu, Bu, adik, Bu ...!”  Lagi-lagi ibunya menegur anaknya itu agar jangan mengganggu orangtua yang sedang ada tamunya itu. Dia mengira anaknya itu hendak mengadu sesuatu tentang adiknya, seperti biasanya kalau mereka sedang bertengkar.
Akhirnya Bunga terdiam, tetapi dia tidak beranjak dari dekat ibunya. Setelah sekian lama,  ibunya berkata kepada anaknya itu. “Nah, sekarang, iIbu sudah selesai. Tadi, Bunga mau bilang apa?”
Bunga menjawab dengan suara terbata-bata, “Bu... Bunga tadi mau kasih tau Ibu, adik tadi tercebur ke dalam sumur!”
*
Mengenai anak kecil yang jatuh dari ketinggian apartemen. Beberapa tahun lalu, juga pernah terjadi di Jakarta, seorang nenek yang sedang menjaga dua orang cucunya yang masih kecil-kecil, lalai mengawasi salah satunya. Ketika salah satu cucunya itu memanjat sofa yang bersandar di dekat jendela apartemen yang sedang terbuka, nenek itu tidak memperhatikannya. Akibatnya cucunya itu jatuh dan tewas melalui jendela itu dari lantai apartemennya yang tinggi.
Oleh karena itu, untuk menghindari kejadian-kejadian serupa, seharusnya apartemen-apartemen itu memasang teralis di setiap jendela dan lobi apartemennya.
Semoga kejadian ini benar-benar cukup sampai di sini saja. Hendaknya kejadian tragis yang menimpa Valentino itu menjadi pembelajaran yang sangat berharga bagi kita semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

visitors

Flag Counter