Sekarang fenomena apa, sehingga nilai-nilai menjadi sedemikian menakutkan. Jika saja saat ini Saya masih SMA, mengikuti ujian nasional dan mendapatkan nilai 2,00, maka akan terjadi sebagai berikut :
1. Saya bisa tidak lulus UN, karena nilai matematika Saya di bawah 4,00,
2. Saya bisa lulus UN, jika guru Saya menyulap nilai Saya
atau memperbaiki hasil jawaban Saya atau sebelumnya memberi Saya kunci jawaban.
Dengan 20 paket soal UN, keniscayaan mendekati jujur mungkin saja, tetapi belum tentu juga, meragukan.
Supaya seorang siswa lulus, maka yang dipikirkan terlebih dahulu adalah nilai UN.
Kalau nilai UN-nya saja < 4,00, maka tidak akan ditengok lagi nilai KKM-nya. 9,00
atau bahkan 10,00 pun tak bermanfaat.
Oleh karenanya nilai UN musti dikatrol minimal 4,00.
Jika benar-benar jujur, namun untuk mendapatkan nilai akhir diperlukan nilai KKM yang dibesar-besarkan. Mungkin saja antara 7,50 - 9,50, bahkan 10,00 (jika bertaraf siswa jenius ataukah guru jenius ?).
Sebenarnya yang jenius itu guru. Kalau tidak jenius, mana mungkin selama 10 tahun kelulusan siswanya hampir 100 % dan nilai rata-ratanya hampir sempurna. Menakjubkan !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar